Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Pendidikan yang Membebaskan

       Realita bahwa dunia pendidikan nasional masih terjerembab di dalam kubangan permasalahan telah menjadi perhatian serius berbagai kalangan dari awal bangsa ini berdiri hingga sekarang, dan bahkan sangat mungkin di masa yang akan datang. Namun, di balik pembahasan berkepanjangan ini sebenarnya terselip sebuah kekhawatiran yang agaknya patut untuk mendapat perhatian. Pembahasan masalah yang berkepanjangan justru seolah mengesankan masalah yang dihadapi tidak memiliki muara penyelesaian. Kesan ini lama-lama tanpa disadari akan melahirkan sikap psimis terhadap harapan terpecahnya permasalahan pendidikan nasional.             Sikap psimis ini menjadi berbahaya manakala menghinggapi generasi muda yang tak lain merupakan obyek pembahasan problematika pendidikan. Bagaimana tidak? Tengoklah ada berapa banyak essai, artikel atau tulisan-tulisan lainnya yang “mengeluhkan” fenomena kemerosotan moral generasi muda?, mulai dari penyalahgunaan narkoba, seks bebas, konsumsi miras, bala

Daun Jati

Segerombol awan hitam pekat terlihat mengancam bergerak dari arah langit timur. Angin kencang berhembus meniup caping lebar berwarna biru lusuh yang kupakai. Sesekali langkahku terpaksa terhenti untuk memungutnya. Suara guntur terdengar sahut-menyahut semakin menggelegar. Ditambah kilatan petir yang menyala-nyala di langit membuat suasana sore itu semakin mencekam. Tapi aku tak peduli itu semua. Kepercepat langkah kakiku menuju kebun jati di seberang sungai. Kalau sampai hari itu aku tidak mendapatkan daun jati. Maka masa depanku yang menjadi taruhan. "Tuhan, tolong jangan biarkan hujan turun. Berilah kesempatan hamba untuk mengambil daun jati. Tolong kabulkanlah!" Hatiku khusyu' berdo'a sementara kakiku semakin cepat melangkah. *** "Kalau beli tiga harganya dua ribu, tapi kalau beli satu harganya seribu" jelasku kepada calon pembeli daganganku. Kacang tanah rebus. "Ya sudah, aku beli dua ribu yan" "Alhamdulillah, i

Menjadi Pendidik Inspiratif

Gambar
Pergeseran paradigma pendidikan dari berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered) telah membawa sejumlah dampak hampir di seluruh aktivitas pendidikan. Berdasar pada paradigma ini, guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, guru bukan lagi satu-satunya aktor dalam pembelajaran. Peran guru adalah sebagai fasilitator, motivator, dan mediator bagi peserta didik. Sehingga guru tidak lagi mendominasi jalannya pembelajaran. Pembelajaran student centered memprioritaskan pada upaya menciptakan iklim pembelajaran yang membuat siswa mampu mengkonstruk pengetahuan sendiri melalui pengalaman belajar yang kontekstual. Dengan demikian, sumber pengetahuan dalam model pembelajaran ini bukan lagi dari guru, tetapi lingkungan sekitar dan dunia nyata. Di satu sisi, pergeseran paradigma ini memang membawa implikasi yang positif yaitu peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan faktual. Selain itu, pengetahuan yang di

Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Islam

Gambar
Potret Proses Pembelajaran di MIT Terpadu Ar-Roihan Lawang Peningkatan mutu pendidikan merupakan persoalan bangsa yang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi setiap rezim pemerintahan. Hal ini karena, pendidikan merupakan sektor sentral dalam upaya pembangunan terutama pembangunan manusia. Semakin berkualitas Sumber Daya Manusia (SDM) maka akan semakin berkualitas pula suatu bangsa. Namun dari masa ke masa, upaya peningkatan mutu pendidikan di negeri ini belum terasa dampaknya secara signifikan. Sebagaimana diketahui, bahwa dunia pendidikan kita masih saja harus menghadapi dan menyelesaikan berbagai problematika yang sama dari tahun ke tahun. Problematika tersebut terkait dengan sistem pendidikan, kurikulum, kualitas lulusan, profesinoalitas, kesejahteraan dan integritas pendidik, infrastruktur, biaya, serta akuntabilitas lembaga dan pengelola pendidikan. Terlepas dari problematika tersebut, dunia pendidikan di Indonesia juga sedang dihadapkan dengan permasalahan dekadensi mo